Acara utama pada Forum Informatika Kesehatan Indonesia adalah konferensi yang diadakan selama dua hari, yaitu dari 25-26 Oktober 2010, di Hotel Santika, Yogyakarta. Secara keseluruhan acara tersebut terdiri dari beberapa sesi keynote speech, 4 sesi paralel termasuk presentasi untuk Call for Paper dan beberapa sesi pleno. Secara tersusun, jadwal kegiatan adalah sebagai berikut (klik tautan untuk informasi lebih jauh, foto dan atau materi) :

Hari Pertama, 25 Oktober 2010

  1. Pembukaan terdiri dari laporan dari ketua panitia FIKI 2010 (Anis Fuad, DEA) dan sambutan dekan Fakultas Kedokteran UGM (Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc, Ph.D)
  2. Keynote Speech : HMIS – Lesson Learned from 78 Countries – Prof. Dennis Streveler, Ph.D (University of Hawaii)
  3. Sesi Pleno 1 : Standardisasi dan interoperabilitas sistem asuransi dan pembiayaan kesehatan
  4. Sesi Pleno 2 : Implementasi Standardisasi Sistem Informasi di Dinas Kesehatan: Integrasi data-data kesehatan
  5. Sesi Paralel 1 : Health Information System
  6. Sesi Paralel 2 : Standar Sistem Informasi Kesehatan

Hari Kedua, 26 Oktober 2010

  1. Sesi Paralel 3 : Presentasi Peserta Call for Paper – Track Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat
  2. Sesi Pembicara Paralel 3
  3. Sesi Paralel 4 : Presentasi peserta Call for Paper – Track Sistem Informasi Kesehatan Klinis
  4. Sesi Pembicara Paralel 4
  5. Keynote Speech : Peran Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dalam Standardisasi Data dan Informasi – dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH (Menteri Kesehatan Republik Indonesia)
  6. Sesi Pleno 3 : Kompetensi Tenaga Informatika Kesehatan di Indonesia
  7. Sesi 4 : Subsistem Informasi di Rumah Sakit

Tanggal 26 Oktober 2010 kemarin adalah hari terakhir rangkaian kegiatan Forum Informatika Kesehatan Indonesia (FIKI) 2010 yang ditutup dengan Konferensi Utama. FIKI 2010 merupakan kegiatan yang mengumpulkan para akademisi, praktisi dan pemerhati informatika kesehatan di Indonesia untuk berbagi pengalaman, update terbaru, membentuk komitmen terkait dengan bidang informatika kesehatan, menjalin silaturahmi dan jejaring.

Untuk itu, segenap Panitia FIKI 2010 mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah memungkinkan FIKI 2010 dilaksanakan dengan baik mulai tanggal 21 sampai dengan 26 Oktober 2010. Pihak panitia tidak dapat menyebutkan satu persatu, namun pihak-pihak tersebut adalah sebagai berikut :

1. Para keynote speaker :

  • Menteri Kesehatan RI – dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH
  • Prof. Dennis Streveler, Ph.D dari University of Hawaii
  • dr. Jane Soepardi, MPH, DSc dari Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi

2. Dan :

  • Para pembicara dari berbagai negara dan kota di Indonesia
  • Para moderator dari berbagai daerah dan institusi
  • Para peserta dari berbagai daerah di Indonesia dan peserta luar negeri
  • Para sponsor (GTZ, PT. TELKOM, WHO) dan media partner (Trans7)

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak lain yang memungkinkan terlaksananya acara ini yang dengan menyesal tidak dapat kami sebutkan satu-persatu. Semoga kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang berlimpah bagi semua pihak dan dapat berkelanjutan demi kemajuan informatika kesehatan di Indonesia.

Dalam rangka Forum Informatika Kesehatan Indonesia (FIKI) 2010, SIMKES mempertemukan OpenMRS dan HealthMapper dalam workshop yang diadakan secara paralel di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Kedua workshop yang berjalan sejak tanggal 21 sampai dengan 22 Oktober 2010 ini merupakan hasil kerja sama SIMKES dengan developer Nyoman Winardi Ribeka dan WHO.

Workshop berjalan menarik karena diikuti oleh peserta dari berbagai instansi baik institusi pelayanan kesehatan maupun akademik, baik swasta maupun publik. Peserta juga berasal dari berbagai latar belakang ilmu, mulai dari kesehatan masyarakat, kedokteran, gizi, informatika, rekam medis sampai dengan ekonomi. Diskusi terasa menarik karena peserta juga memiliki latar belakang kemampuan dan pengetahuan teknis (untuk OpenMRS) dan SIG (untuk HealthMapper) yang bervariasi.

Peserta OpenMRS Short Course bersama Developer Nyoman Ribeka

Peserta OpenMRS Short Course bersama Developer Nyoman Ribeka

Peserta Workshop HealthMapper bersama para Fasilitator

Peserta Workshop HealthMapper bersama para Fasilitator

Pada akhirnya, bersandingnya HealthMapper dan OpenMRS dalam dua workshop yang diadakan secara paralel ini menjadi penanda dimulainya perhelatan besar untuk komunitas sistem informasi dan informatika kesehatan masyarakat, yaitu FIKI 2010. Apakah Anda sudah mendaftar dan sudah siap menjadi bagian dari langkah besar awal kemajuan bidang sistem informasi dan informatika kesehatan di Indonesia?

Mengikuti Konferensi Utama FIKI 2010 tanggal 25-26 Oktober 2010 belum terlambat, daftar di sini :

Sekretariat FIKI 2010

No Telp : 0274-549432 (kontak person : Mbak Asri)

Dalam rangka pengembangan dan pembinaan berkala untuk memenuhi standar mutu dan tata kelola nasional untuk naskah dan penerbitan ilmiah, Jurnal Berkala Ilmu Kedokteran (BIK), Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) bersama dengan Kementrian Pendidikan Nasional mengadakan Lokakarya Pengelolaan Naskah dan Pengelolaan Penerbitan hari ini, 19 Oktober 2010 di Gedung Pascasarjana Fakultas Kedokteran UGM. Menurut Prof. Dr. Mae Sri Hartati, M.Si, Apt sebagai ketua penyelenggara, acara ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk berupa karya ilmiah di bidang kedokteran dan kesehatan.

Pada acara ini, para peserta mendapatkan bekal untuk penulisan karya ilmiah baik secara teoritis maupun praktis, mulai dari jenis-jenis karya tulis, menemukan ide untuk penulisan, sampai dengan struktur penulisan yang sifatnya teknis seperti cara membuat sitasi dan sebagainya. Pembicara pada kesempatan ini adalah para penulis berpengalaman seperti dr. Yodi Mahendradhata, M.Kes; Prof. Dr. dr. Hardyanto Subono, Sp.KK(K); Prof. Dr. Mae Sri Hartati, M.Si, Apt; Toto Sudargo, SKM, M.Kes; dan Prof. dr. Hari Kusnanto, Dr.PH. Diharapkan lokakarya ini dapat meningkatkan keluaran berupa karya ilmiah yang bermutu dari civitas akademika Fakultas Kedokteran UGM.

Berikut merupakan salinan artikel dari KRjogja.com yang dapat dilihat selengkapnya di link ini
Sistem Informasi Kesehatan Indonesia Kurang Tertata

YOGYA (KRjogja.com) – Sistem Informasi Kesehatan (Simkes) di Indonesia hingga saat ini dinilai masih kurang tertata. Setiap instansi kesehatan baik rumah sakit maupun puskesmas masih melakukan pendataan managemen kesehatan secara ter[isah dan belum terintegrasi. Hal tersebut berdampak pada rendahnya akurasi pembuatan kebijakan maupun keputusan dalam program layanan kesehatan.

Ketua Forum Informatika Kesehatan (FIKI) 2010, Anis Fuad mengungkapkan, Belum tertatanya simkes secara lengkap ini bisa membuat keputusan dalam program maupun kebijakan kesehatan menjadi tidak relevan dengan kondisi riil di masyarakat. Rendahnya tingkat penataan ini salah satunya dikarenakan minimnya jumlah sumber daya manusia (SDM) di bidang simkes yang bertugas mengurus keuangan, rekam medis, statistikasi, pranata komputer, dan manajemen menyeluruh lainnya.

“Padahal dengan estimasi jumlah rumah sakit di Indonesia yang mencapai 1.400 lebih, 500-an dinas kesehatan di seluruh kabupaten dan kota serta 8.000 lebih puskesmas se-Indonesia, maka kebutuhan untuk tenaga simkes kita adalah lebih dari 10.000 orang. Paling tidak dalam satu institusi kesehatan, jumlah tenaga tenaga simkes dibandingkan tenaga non kesehatan lainnya adalah 1:50 orang. Minimnya jumlah tenaga simkes ini menjadikan standarisasi data dan koordinasi program kesehatan pun tidak bisa dilakukan secara optimal,” ujarnya di Gedung Fakultas Kedokteran UGMSenin (11/10) terkait Konferensi FIKI yang akan digelar 25-26 Oktober mendatang.

Ia menuturkan, data dan informasi kesehatan memang semakin berkembang. Namun hingga kini belum diimbangi dengan pemanfaatan metode simkes karena memang SDM yang dibutuhkan tidak ada. Kalaupun ada lulusan sistem informasi, mereka lebih berminat ke sektor lain karena kontribusinya lebih banyak dibandingkan kesehatan.

“Sampai saat ini sendiri baru 4 perguruan tinggi yang memiliki konsentrasi program studi simkes, seperti UGM, Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Diponegoro (Undip) Semarang dan Universitas Indonesia (UI) Jakarta. Sehingga jumlah lulusan di bidang simkes hingga kini belum bisa memenuhi kebutuhan di berbagai instansi,” tuturnya.

Sementara itu, sekretaris Simkes 2010, Guardian Y Sanjaya menyatakan, pendataan simkes di berbagai instansi sampai saat ini masih bersifat parsial antar institusi. “Sehingga database di bidang kesehatan tidak bisa diintegrasikan secara online untuk dikembangkan bersama-sama. Karena itulah melalui konferensi informatika kesehatan yang akan kita gelar dalam waktu dekat ini diharapkan menjadi ajang berbagi pengalaman dan teknologi di bidang simkes. Sehingga nantinya akan memunculkan kesepakatan bersama dan rekomendasi dalam pengembangan simkes,” imbuhnya. (Ran)