Sistem Informasi Geografis (SIG) tidak hanya dapat digunakan untuk menyajikan distribusi penyakit maupun distribusi tenaga dan fasilitas kesehatan, namun juga dapat digunakan untuk menilai aksesibilitas masyarakat ke penyedia pelayanan kesehatan. Pendekatan geografis saat ini telah menjadi metode pendekatan pentung untuk pengambilan keputusan. Analisis data kesehatan yang kompleks secara statistik pun saat ini mudah dilakukan dengan banyaknya aplikasi pemetaan yang ada saat ini seperti EpiMap, SatScan, GeoDa dan HealthMapper. Teknologi yang semakin familiar seperti Google Map dan Google Earth, pemanfaatan SIG dalam penyajian informasi kesehatan menjadi lebih interaktif bagi pemegang kebijakan.

SIGKes Week

SIGKes Week (Minggu SIG Kesehatan, Health GIS Week) ini diadakan untuk menjawab tantangan pemanfaatan infrastruktur SIG melalui sumber daya manusia yang memadai di fasilitas kesehatan, pusat pendidikan maupun penelitian dan pemanfaatan SIG sebagai prediktor yang handal untuk pengendalian dan penanggulangan penyakit sampai menjadi dasar pengambilan keputusan.

SIGKes Week bertujuan memberikan wawasan yang luas bagi peserta yang meliputi berbagai aplikasi dan peralatan pendukungnya. Akan terdapat juga pameran poster SIG bidang kesehatan untuk memberikan gambaran pemanfaatan SIG di bidang kesehatan yang lebih nyata baik untuk perencanaan program, pengendalian penyakit, promosi kesehatan kepada para peserta. Selain itu, melalui workshop peserta memiliki peluang dalam pemanfaatan SIG beserta perangkat pendukungnya secara aktual dengan data nyata, terlebih jika peserta dapat membawa data kesehatan dari daerah tempat peserta bekerja.

SIGKes Week akan diadakan pada:

Hari, Tanggal : Rabu, 22 September 2010 – Sabtu, 25 September 2010

Tempat : Gedung Radiopoetro Fakultas Kedokteran UGM

Update mengenai informasi akan dapat diakses di web ini, Twitter SIMKES, maupun Facebook SIMKES. Anda juga dapat menghubungi :

Sekretariat SIGKes Week

Minat Utama Sistem Informasi dan Manajemen Kesehatan (SIMKES)
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Gedung IKM Lt. 3 Fakultas Kedokteran UGM
Jl. Farmako Sekip Utara
Yogyakarta
Telp : 0274-549432
Email : simkes@ugm.ac.id

Rekam medis elektronik (RME) bukan merupakan wacana baru lagi bagi pelayanan kesehatan terutama rumah sakit. Beberapa rumah sakit mengklaim telah mengimplementasikan RME secara menyuluruh, dan banyak lagi yang berkeinginan untuk memiliki aplikasi elektronik tetapi masih terbentur beberapa kendala baik secara organisasi, budaya kerja, teknis dan sumber daya. Workshop transisi menuju rekam medis terselenggara atas kerjasaman Sistem Informasi Manajemen Kesehatan (SIMKES) dan Magister Manajemen Rumahsakit (MMR). Workshop ini bertujuan untuk membantu peserta dalam mengeksplorasi kesiapan rumah sakit dan menganalisis strategi penggunaan rekam medis elektronik. Workshop dilaksanakan pada tanggal 10-12 Mei 2010 di ruang kuliah MMR Fakultas Kedokteran UGM. Workshop dihadiri oleh pengembang, praktisi dan manager rumah sakit dari berbagai daerah seperti RS Dr. Karyadi Semarang, RSUD Sanana Maluku Utara, RSUD Sorong Papua, RS Bethesda Yogyakarta, RSUD Sragen, RSIA Kusuma Semarang, Perwakilan RS KIA Aisyiah Klaten, RS Akademik UGM.

Dibuka oleh pengelola minat MMR dr. Adi Utarini, M.Sc., MPH., Ph.D agenda hari pertama memaparkan apa dan bagaimana rekam medis elektronik di rumah sakit. Topik ini disampaikan oleh Prof. Hari Kusnanto untuk memberikan gambaran kepada peserta terkait cakupan RME, tantangan dan strategi adopsi RME yang baik. Sesi berikutnya Anis Fuad, DEA mengajak peserta menganalisis sumber daya rumah sakit dan kesiapan rumah sakit masing-masing peserta dalam mengimplementasi RME. Sesi berikutnya oleh dr. Guardian Y. Sanjaya peserta disuguhkan dengan berbagai macam fitur-fitur penting yang ada di RME dan bagaimana tahapan adopsi sebaiknya dilakukan dengan mempertimbangkan aspek sumber daya, kebijakan dan ketersediaan perangkat lunak. Pada sesi yang sama Yusuf Affandi mendemonstrasikan salah satu aplikasi rekam kesehatan elektronik (EHR) yang merupakan aplikasi yang dikembangkan sendiri beserta fitur-fiturnya seperti administrasi, billing, dokumentasi keperawatan, pelaporan dan dashboard. Di hari pertama ini peserta dapat membuat 1) dokumentasi analisis kebutuhan rumah sakit dan 2) dokumentasi spesifikasi rekam medis yang akan diadopsi untuk rumahsakit masing-masing peserta.

Hari kedua Prof. Hari Kusnanto mendiskusikan sistem informasi klinis kaitannya dengan rekam medis elektronik. Harmi Prasetya mengajak peserta bagaimana membat alur kerja terkait sistem order di rumah sakit seperti order resep, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi. Konsep-konsep flow chart (alur diagram) dipaparkan kepada peserta sekaligus berlatih bagaimanan membuat alur diagram proses bisnis yang ada di rumah sakit secara spesifik dan detail dalam mendukung teknis pengembangan sebuah sistem. Secara teknis, peserta juga dipaparkan mengenai Electronic Data Interchange (EDI) dan pengintegrasian berbagai sub sistem di rumah sakit dengan teknologi web services oleh Suhartanto. Selanjutnya dr. Lutfan Lazuardi memperlihatkan beberapa fitur pendukung keputusan klinis dimana RME dapat dibuat dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Pelaporan dan dashboard sistem informasi rumah sakit juga menjadi penting bagi para pengambil keputusan.

Hari terakhir Adiharsa Winahyu, ST memperkenalkan peseerta dengan berbagai infrastruktur pendukung rekam medis elektronik. Pemilihan pemilihan perangkat keras yang tepat akan mempermudah proses adopsi dan adaptasi pengguna terhadap sistem yang baru. Anis Fuad, DEA melanjutkan dengan perlunya menilai investasi rekam medis elektronik dengan kebermanfaatan yang diperoleh dari penggunaan sistem tersebut. Perlu menilai cost-benefit baik untuk organisasai maupun pasien dan return of investment. Tentunya untuk meyakinkan pengambil keputusan, perlu didukung dengan bukti-bukti yang nyata akan manfaat RME. Tidak hanya hanya teknis, kesiapan rumah sakit dalam transisinya menuju RME juga harus ditinjau dari sisi organisasi. dr. Lutfan Lazuardi menekankan pentingnya aspek SDM, organisasi dan bagaimana strategi mempersiapkan. Pada akhirnya agenda kegiatan workshop disimpulkan oleh Anis Fuad DEA dan secara resmi ditutup oleh dr. Andreasta Meliala, DPH., MKes.

Ubuntu merupakan sistem operasi linux yang paling populer. Saat ini, Canonical akan segera menelurkan Ubuntu versi 10.04 LTS dengan code name Lucid Lynx. Ubuntu 10.04 LTS ini akan disupport oleh Canonical selama 3 tahun kedepan.

Ubuntu versi 10.04 LTS dijadwalkan akan release hari ini (29 April 2010). Komunitas Lokal Ubuntu di berbagai kota di dunia menyambutnya dengan berbagai kegiatan, mereka menyebutnya Release Party. Tak ketinggalan dengan Komunitas Ubuntu Jogja saat ini, Komunitas Ubuntu Jogja bekerja sama dengan Minat S2 Sistem Informasi Manajemen Kesehatan akan mengadakan Jogja Lucid Release Party pada tanggal 15 Mei 2010 bertempat di Auditorium II, Fakultas Kedokteran, UGM.

Jogja Lucid Release Party bertema Linux Untuk Dunia Kesehatan ini, selain akan mengupas tentang Ubuntu 10.04, juga akan dikupas tentang berbagai macam software open source di bidang kesehatan, strategi migrasi open source, pengalaman migrasi open source di FK UNHAS, dan lain-lain. Pembicara Jogja Lucid Release Party adalah sebagai berikut :

  1. dr. Mahmud Ghaznawie, Sp.PA, Ph.D (Fakultas Kedokteran UNHAS, Makassar)
  2. Anis Fuad, DEA & Tim (SIMKES UGM)
  3. Dendy B. Sulistyo, M.Kom (TIK Fakultas Kedokteran UGM)
  4. Antonius Fran Setiawan (PT. Skripta Media Creative)
  5. Komunitas Ubuntu Jogja

Pendaftaran

Pendaftaran Jogja Lucid Release Party akan ditutup tanggal 14 Mei 2010 atau jika kuota sudah terpenuhi (kuota terbatas). Pendaftaran dilakukan dengan :

  1. Mengisi data diri di http://simkes.fk.ugm.ac.id/lrp
  2. Membayar biaya pendaftaran sebesar Rp. 10.400,- (sepuluh ribu empat ratus rupiah) ke :
  • Mba Asri/Mba Asti d.a. Minat S2 SIMKES, Gedung IKM lantai 3, Fakultas Kedokteran, UGM, atau
  • Dedy Hariyadi, Lab. M22, MTI, UGM, atau
  • Transfer ke nomor rekening 137-000-521-0428 (Bank Mandiri) a.n. Suhartanto, kemudian konfirmasi pembayaran dengan mengirim email berisi bukti transfer ke simkes@ugm.ac.id.

Fasilitas :

– Handout Materi Seminar
– Pena
– Stiker
– Sertifikat
– Makan Siang
– CD Ubuntu Lucid Lynx LTS (10.4)

Berhubung jumlah kuota yang terbatas, pendaftaran akan tertutup secara otomatis ketika kuota sudah terpenuhi.

Pagi ini, pada kesempatan istimewa Seminar Bulanan SIMKES edisi April 2010, SIMKES berhasil mempertemukan Dr. Sri Kusumadewi, S.Si, M.T dari Teknik Informatika UII dengan dr. Bambang Djarwoto, Sp.PD-KGH dari Laboratorium Keterampilan Medik FK UGM, ditengahi oleh dr. Lutfan Lazuardi, M.Kes, Ph.D. Seminar yang bertajuk “Sistem Pendukung Keputusan Klinik: antara teori dan praktek” ini menghadirkan kedua pakar dari disiplin ilmu yang berbeda untuk membuka wawasan dan menjembatani jurang komunikasi dari klinisi dengan ahli informatika.

FotoDiskusi tersebut menjadi seru dengan pancingan oleh Prof. dr. Hari Kusnanto, DrPH yang mengungkapkan bahwa dokter dituntut untuk membuat keputusan medis yang sesuai dengan kebutuhan pasien dengan informasi dan waktu yang terbatas. Hal ini diamini juga oleh dr. Bambang dan Dr. Sri yang akrab dipanggil Bu Cicie. Bu Cicie bahkan menambahkan bahwa kondisi di Indonesia sedikit banyak memaksa klinisi untuk menggunakan SPKK, seperti kondisi geografis yang berbentuk kepulauan dan minimnya rasio dokter dan penduduk, dan dr. Bambang pun mengangguk-angguk.

Di lain pihak, diagnosis dan terapi sebagai bagian dari keputusan medis tidak lepas dari “art“. Sehingga tidak semua aspek dalam medis dapat “di-IT-kan“, meskipun guideline (atau petunjuk) diagnosis dan terapi sudah tersedia.

Pada kesempatan tersebut, Prof. Hari sempat menunjukkan video yang menarik mengenai kelekatan klinisi dengan pengambilan keputusan medis dan kebutuhan akan informasi yang tepat. Bu Cicie juga sempat menunjukkan beberapa video yang menarik mengenai implementasi telemedicine sebagai SPKK dan mengingatkan bahwa SPKK dan aplikasi lainnya dibuat pada dasarnya untuk mempermudah pengguna, dan harus menggunakan pendekatan analisis kebutuhan pengguna. Pada akhir acara, dr. Bambang sempat menyampaikan bahwa pada dasarnya dokter sangat terbuka terhadap hal baru, terutama yang berorientasi pada patient safety dan tidak sabar menunggu karya SPKK anak bangsa terutama dalam deteksi dini penyakit seperti gagal ginjal.

Bagaimana? Anda berani mulai?

Kepada seluruh rekan dan profesional informatika kesehatan, SIMKES akan mengadakan Seminar Bulan April bertajuk “Sistem Pendukung Keputusan Klinik: antara teori dan praktek” dengan agenda sebagai berikut:

Waktu Materi Pembicara
08.00 – 08.30 Pembukaan Prof. dr. Hari Kusnanto, DrPH
08.30 – 09.10 Sistem Pendukung Keputusan Klinik, dari Mycin sampai DxPlain Prof. dr. Hari Kusnanto, DrPH
09.10 – 09.50 Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Kelompok untuk Anamnesis, Diagnosis dan Terapi Gangguan Jiwa Dr. Sri Kusumadewi, S.Si, M.T
09.50 – 10.30 Sistem Pendukung Keputusan Klinik dari Sudut Pandang Klinisi: penerimaan, penggunaan, dan hambatan dr. Bambang Djarwoto, Sp.PD-KGH
10.30 – 10.50 Diskusi Moderator : Anis Fuad, DEA
10.50 – 11.00 Penutup

Seminar tersebut akan diadakan pada:

Hari, Tanggal : Jumat, 23 April 2010
Waktu : 08.00 – 11.00 WIB
Tempat : Ruang Senat II Lt. 2 Gedung KPTU FK UGM

Tempat duduk terbatas untuk 25 orang. Fasilitas sertifikat + snack. HTM Rp. 25.000,- Gratis untuk Mahasiswa SIMKES angkatan 2009.

Informasi dan Pendaftaran
Paling lambat Rabu, 21 April 2010
Asri/Asti Telp. SIMKES (0274) 549432

Unduh poster di sini