Makin banyak yang berbondong-bondong bermigrasi ke Open Source, makin banyak yang mengganti sistem operasi Windows-nya dengan Linux, ada apa sebenarnya?

Apakah sebetulnya open source itu?
Sebetulnya istilah open source bukan hanya milik bidang teknologi komputer apalagi perangkat lunak saja, tapi juga perangkat keras, bidang agrikultur, pemerintahan, media dan lain-lain. Pada prinsipnya, untuk perangkat lunak seperti aplikasi dan sistem operasi, lisensi open source bukan berarti perangkat lunak tersebut semata-mata gratis, atau hanya berarti source code-nya yang dapat diakses, melainkan juga harus memenuhi beberapa syarat di antaranya:

  • Memberikan lisensi untuk meredistribusi
  • Memberikan lisensi untuk memodifikasi kemudian mendistribusikan hasil modifikasi tersebut (derivat)
  • Lisensi yang diberikan tidak boleh didiskriminasikan terhadap orang atau kelompok tertentu
  • Lisensi yang diberikan tidak boleh didiskriminasikan terhadap bidang tertentu
  • Lisensi yang melekat pada program juga diberikan kepada siapa program diredistribusikan

Apa saja contoh sistem operasi dan aplikasi open source?
Contoh sistem operasi open source:
Ubuntu, BSD, OpenSolaris

Contoh aplikasi open source:

Mengapa migrasi ke open source?

  • Biaya : Dari segi biaya jauh lebih menguntungkan karena banyak aplikasi open source yang tidak perlu diperoleh dengan membeli/gratis, meskipun ada juga yang berbayar.
  • Lisensi : Dengan lisensi terbuka, pengguna dapat memperoleh source code
  • Kemudahan menggunakan : Aplikasi dan sistem operasi open source sebenarnya tidak berbeda jauh dengan aplikasi dan sistem operasi non open source yang sebelumnya biasa digunakan seperti Windows ataupun Microsot Office, hanya membutuhkan waktu untuk membiasakan penggunaannya.
  • Kemudahan mendapatkan : Biasanya aplikasi open source dikembangkan oleh komunitas sehingga lebih mudah didapatkan, misalnya dengan mengunduh aplikasi dari berbagai sumber.
  • Keamanan : Sampai saat ini belum ada virus yang menginfeksi aplikasi open source.

Bagaimana jika saya ingin memulai migrasi ke open source?
Cara termudah migrasi adalah dengan memulai mencoba aplikasi open source sebagai berikut:

Referensi :



Hotel Puri Asri Magelang, Jawa Tengah pada tanggal 7-8 Agustus 2009 yang lalu mendapatkan kesempatan untuk dikacaukan kru SIMKES. Apa pasal? SIMKES mengadakan evaluasi kinerja semester pertama tahun 2009 di hotel tersebut. Dari rapat serius tapi santai (dan lucu. red) yang berlangsung seru sampai pukul 11 malam tersebut, dirumuskan berbagai strategi akademik sampai dengan ketenagaan dan lain-lain.

Pasca rapat rutin internal SIMKES FK UGM tersebut beberapa kru SIMKES memutuskan untuk mencicipi angkringan ala Magelang (kota yang ternyata sudah gelap gulita dan sunyi pukul 1 pagi.red) dan arung jeram di Sungai Elo, Magelang. Dimotori oleh Tantos; Harmi, Asti, Nia, Harry dan Tita menyewa perahu dan menyusuri 12 km aliran sungai tersebut. Sementara Arief, Murjianto, dan Jherry memilih untuk menyusuri sungai dengan mobil dan mengambil gambar-gambar.

Rafting di ELO

Rafting Staf SIMKES Pasca Rapat Internal

 

Sayang sekali, pada rapat kali ini Pak Anis tidak ditemani oleh Pak Lutfan dan Pak Hari Kusnanto yang biasanya bersama-sama menggawangi SIMKES karena adanya kepentingan yang bersamaan. Sedangkan Sugeng memutuskan untuk tidak mengikuti kegiatan mengarungi jeram.

Semoga dengan adanya pertemuan ini, staf SIMKES menjadi semakin kompak dan meningkatkan kinerjanya, sehingga bisa melayani mahasiswa dan koleganya dengan lebih baik lagi.

Tanggal 5 Agustus 2009 yang lalu, diselenggarakan Seminar Nasional JGOS (Jogja Go Open Source) 2009 bertajuk “Strategi Migrasi Open Source” di University Club UGM.

Hadir sebagai pembicara utama adalah Ir. Lolly Amalia, M.Sc dari Depkominfo yang mengemukakan latar belakang migrasi open source mulai dari UU No 19/2002 mengenai Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual, di mana saat ini Indonesia masih berada dalam Watch List salah satunya karena isyu pembajakan (piracy) yang masih sangat banyak terjadi di Indonesia. Hal ini diamini Drs. Rudi Firdaus, M.Ba, M.Si (Kepala Informasi dan Telematika Pemerintah Kota Yogyakarta), dan Dr. Tech. Khabib Mustofa, S.Si, M.Kom (Koordinator POSS UGM) sebagai pembicara.

Sedangkan Judi Rifajantoro sebagai Senior General Manger IS Center PT. Telkom banyak membagikan pengalaman migrasi open source di PT. Telkom. Beberapa isyu praktis yang dibahas dalam seminar tersebut antara lain adalah cara meyakinkan level manajerial yang lebih tinggi untuk mendapatkan dukungan terhadap implementasi migrasi open source dan cara menggerakkan sumber daya manusia untuk mengimplementasikan migrasi open source.

Tips strategi migrasi dari Judi di antaranya adalah dengan melaksanakan implementasi yang bertahap (gradual implementation), didukung top down policy dan training for tutor, di mana tutor yang dimaksud berasal dari level manajer. Judi juga menambahkan bahwa vendor open source yang dipilih sebaiknya juga merupakan vendor yang memiliki software maupun sistem operasi yang telah matang (mature/proven) dan didukung oleh supporting community yang baik sehingga mempermudah pelaksanaan migrasi di lapangan.

Bertepatan dengan hari Valentine (bagi Anda yang merayakan) yaitu pada hari Sabtu 14 Februari 2009, SIMKES menyelenggarakan sebuah seminar bertajuk “Sosioteknis dalam Penerapan Komputerisasi Puskesmas dan Dinas Kesehatan” di Auditorium PSIK UGM. Dalam seminar ini hadir sebagai pembicara adalah Rahardjo, ST; Anis Fuad, DEA; Erwin Setyoaji, SKM, MKes; dr. Pudjo Sardjono, MSi; drg. Rina Sosetyawati; Dr. Bambang Hartono, MSc dan dr. Bambang Setia Sutrisno. Tampil sebagai moderator dan pembahas yaitu dr. Lutfan Lazuardi, MPH; Surahyo, BEng, MEng; dan Prof. dr. Hari Kusnanto, DrPH.

Pada kesempatan tersebut Raharjo menjelaskan bahwa kini aplikasi sistem informasi yang tersedia untuk diterapkan di Dinkes maupun Puskesmas memiliki jenis dan desain yang beragam, demikian pula aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam memilih aplikasi tersebut. Aplikasi yang telah dipilih nantinya diharapkan dapat berfungsi sebagai “health intelligent” yang oleh Anis dipaparkan sebagai fungsi hirarkis tertinggi sebuah transaksi atau pertukaran data. Health intelligent adalah ketika data dapat melakukan fungsi seperti memprediksi KLB (Kejadian Luar Biasa) dan sebagainya dengan menggunakan jejaring, perhitungan matematis dan prediktif yang dilakukan secara multi-user. Setelah sesi pertama, para peserta berbondong-bondong menyaksikan simulasi SIMPUS Dinkes Kab. Ngawi, Purworejo, dan SIMPUS yang dikembangkan oleh Raharjo sambil menikmati tea break.Peserta seminar menyaksikan pameran simulasi simpus

Seminar ini dimeriahkan oleh Erwin, Pudjo dan Rina yang mengisahkan kembali perjuangan ketiganya dalam mengembangkan SIMPUS, masing-masing di Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo, Kabupaten Ngawi, dan Puskesmas di Wonosobo. Celetuk lucu, cerita mengharukan dan menginspirasi dari ketiganya juga disertai berbagai tips untuk peserta jika ingin mengembangkan sistem informasi di instansinya masing-masing.

Seminar diakhiri oleh duet Bambang Hartono dan Bambang Setia, pada kesempatan itulah Bambang Hartono memaparkan kebijakan Depkes terkait dengan komputerisasi di Puskesmas maupun Dinkes. Hal ini mendasar dan pada hakekatnya bertindak sebagai fondasi dalam upaya komputerisasi yang telah dibahas oleh pembicara-pembicara sebelumnya.

Sebelum peserta pulang, Anis sempat menyatakan harapan akan adanya seminar serupa di waktu yang mendatang dengan fokus lebih kepada user. Tentu saja disertai harapan supaya setiap peserta pulang dengan membawa oleh-oleh berharga untuk instansinya berupa ide-ide baru dan pencerahan terutama dalam hal komputerisasi Puskesmas dan Dinas Kesehatan.

Beberapa materi Seminar Sosioteknis dalam Penetapan Komputerisasi Puskesmas dan Dinas Kesehatan dapat didownload dengan menge-klik link di bawah ini:

  1. SIMPUS Sebuah Pilihan (Raharjo, ST)
  2. Dari Transaksi ke Intelijen (Anis Fuad, DEA)
  3. Aspek Politik Dalam Pengembangan SIKDA (drg. Rina Sosetyawati)
  4. Kebijakan Depkes Tentang Komputerisasi di Puskesmas dan Dinas Kesehatan (dr. Bambang Setia Sutrisno)


Pertengahan bulan Februari 2009 ini Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan mengadakan seminar sehari yang bertajuk “Sosioteknis dalam penerapan komputerisasi puskesmas dan dinas kesehatan”.
Pada seminar ini akan dihadirkan narasumber yang berpengalaman di bidang sistem informasi kesehatan, yaitu: Raharjo, ST, Anis Fuad, DEA, Erwin Susetyoaji, SKM, MKes, Dr. Pudjo, MSi, drg. Rina Sosetyawati.

Seminar yang akan dilaksanakan bertempat di Auditorium PSIK FK UGM ini diharapkan dapat bertukar pengetahuan dan pengalaman dalam penerapan komputerisasi di puskesmas maupun di dinas kesehatan, baik dari aspek teknologi maupun sosial. Dengan demikian bisa mengungkap persoalan-persoalan yang ada di lapangan dan membahas strategi untuk mengatasinya secara detail.

Peserta seminar yang diharapkan bisa hadir dalam acara tersebut adalah Kepala puskesmas, pejabat struktural di dinas kesehatan, vendor pengembang aplikasi teknologi informasi kesehatan, mahasiswa ataupun umum.
Peserta dapat melakukan pendaftaran dengan mengisi formulir yang telah disediakan pada bagian bawah halaman ini. Keterangan lebih detail bisa dilihat pada liflet yang bisa didownload dari link berikut ini: [download liflet] atau bisa menghubungi sekretariat melalui telepon 0274 549432
Formulir Pendaftaran