Dengan ini, memberitahukan bahwa karena banyaknya permintaan akomodasi , maka Konferensi FIKI 2010 pada tanggal 25 – 26 Oktober 2010 yang semula dijadwalkan bertempat di Jogjakarta Plaza Hotel dijadwalkan berubah tempat menjadi di Jogja Ballroom Hotel Santika yang beralamatkan di Jalan Jend. Sudirman 19 Yogyakarta 55233.

Atas perubahan ini, kami atas nama panitia FIKI 2010 memohon maaf yang sebesar – besarnya. Terimakasih.

Health Level Seven (HL7) merupakan sebuah konsep yang menunjang integrasi sistem pelayanan kesehatan di dalam institusi medis. HL7 bersifat non-profit yang merupakan salah satu standar ANSI (American National Standards Institute) yang telah terakreditasi oleh SDO (Standards Developing Countries). Health Level Seven (HL7) menyediakan comprehensive framework seputar standar pertukaran dan integrasi data antar software pelayanan kesehatan. Tujuan dari HL7 ini adalah menciptakan suatu standar universal sebagai pedoman atau acuan aplikasi healthcare sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi setiap institusi maupun organisasi kesehatan dalam memberikan informasi dan pelayanan kesehatan.

Topik HL7 ini lebih lanjut akan diangkat dalam Konferensi FIKI 2010 (parallel session) oleh Ir. Nyoman R. Winardi, MSc pada 25 Oktober 2010. Topik ini diharapkan dapat menjadi acuan arah kebijakan di Indonesia seputar aplikasi informasi medis yang selama ini penerapan standar pengembangannya masih sulit diterapkan di Indonesia.

Dalam usahanya memberikan pelayanan yang lebih baik kepada seluruh pelanggan, PT. Askes (Persero) mengembangkan sistem bridging antara PT. Askes dan rumah sakit-rumah sakit mitranya. Sistem yang menghubungkan sistem informasi rumah sakit dan sistem informasi PT. Askes melalui web services ini, telah terbukti menurunkan waktu tunggu pelayanan pasien Askes di rumah sakit. Ini dikarenakan pendaftaran dan verifikasi kepesertaan secara online dan real time yang tidak memerlukan peserta Askes mengantri dari satu loket ke loket lainnya, melainkan cukup di satu loket pendaftaran. Dengan sistem yang terhubung ini, proses klaim akan lebih cepat dan efisien.

RS Hasan Sadikin Bandung merupakan salah satu rumah sakit yang telah sukses mengimplementasikan sistem bridging PT. Askes. Kesuksesan ini, tentu tidak lepas dari kebijakan PT. Askes yang sangat mengutamakan pelayanan pesertanya secara lebih profesional. Tahun ini, program serupa akan dilakukan di 7 rumah sakit besar di Indonesia, seperti RS Sanglah Bali, RS Dr. Sardjito Yogyakarta, RS Dr. Kariadi Semarang, RS Wahidin Sudirohusodo Makasar dan lainnya. Bagaimana kebijakan dan proses bridging sistem ini dilakukan oleh PT. Askes akan dipresentasikan oleh Bapak Ir. Kemal Imam Santoso, selaku CIO PT. Askes. Bagaimana rumah sakit dapat memanfaatkan sistem bridging PT. Askes, serta apa syarat yang perlu dipenuhi dalam memanfaatkan sistem ini dapat ditemui pada sesi “Standardisasi dan Interoperabilitas Asuransi dan Pembiayaan Kesehatan” konferensi informatika kesehatan Indonesia tanggal 25 Oktober 2010 mendatang.

Artikel terkait lainnya bisa diklik di link berikut.

Antrean dan Klaim Lancar, Pasien pun Senang

Wadirut PT Askes Raih “Best CIO”

Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (DETIKNAS) merupakan lembaga yang dibentuk dan diketuai Presiden Republik Indonesia. DETIKNAS dalam kinerjanya memiliki visi untuk mempercepat pertumbuhan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Indonesia secara efisien dengan membuat kebijakan TIK secara nasional melalui sinkronisasi program-program TIK di seluruh Kementerian/Lembaga. Kualitas layanan kesehatan merupakan salah satu hal yang menjadi perhatian DETIKNAS. DETIKNAS memasukkan program peningkatan kualitas layanan kesehatan ini ke dalam salah satu program strategisnya, yang disebut Indonesian e-Health Framework. E-Health Framework ini pada dasarnya memperkenalkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam upayanya mengkoordinir dan mensinergikan berbagai stakeholder yang terlibat dalam layanan kesehatan. Berbagai stakeholder yang terlibat dalam penentuan kualitas layanan kesehatan, seperti: IDI, KKI, DEPKES, DINKES, Rumah Sakit, Klinik, Apotik, Dokter, Perawat, Fakultas Kedokteran dan Keperawatan, dll. Akan sulit bagi masyarakat Indonesia (terutama yang kurang beruntung dalam bidang ekonomi) untuk bisa mendapatkan layanan kesehatan yang memadai, apabila berbagai stakeholder ini tidak berkoordinasi dan bersinergi. Sumber daya kesehatan yang sangat terbatas, distribusinya yang tidak merata, keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau, ”memaksa” bangsa Indonesia untuk merumuskan suatu kerangka e-Health yang sesuai untuk kondisi dan situasi di Indonesia. Rumusan ini harus selalu disosialisasikan dan dikomentari agar tetap up-to-date dan relevan. Salah satu media untuk membahas kerangka e-Health ini adalah dalam suatu konferensi.

Konferensi nasional seperti FIKI 2010 dan perkumpulan/asosiasi nasional seperti PIKIN, merupakan salah satu bentuk nyata dimana berbagai kalangan stakeholder yang memberikan layanan kesehatan dapat bertemu dan berdiskusi untuk mewujudkan Pelayanan Kesehatan Yang Prima Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Konferensi ini merupakan suatu upaya yang strategis dan harus dinaungi dalam satu payung. Dari konferensi ini, perlu diadakan annual scientific meeting terkait e-health yang menghadirkan pakar-pakar TIK kesehatan nasional.

DETIKNAS telah menyusun suatu model pengembangan kerangka e-Health di Indonesia. Pada kesempatan di konferensi FIKI 2010 nanti (25 Oktober 2010), Bapak Zainal A. Hasibuan, selaku wakil ketua harian DETIKNAS akan mempresentasikan kerangka e-Health tersebut, berikut time frame pengembangan e-Health di Indonesia. Melalui kerangka e-Health ini diharapkan dapat membantu proses penaungan dan koordinasi lintas institusi yang terkait pengembangan TIK untuk bidang kesehatan. Bapak Zainal A. Hasibuan juga adalah salah seorang staf pengajar Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia. Berbagai penelitian terkait information retrieval, digital library, e-learning dan IT Strategic planning telah dilakukan dan dipublikasikannya di berabagai konferensi informatika nasional dan internasional.

Konferensi Forum Informatika Kesehatan 2010 yang akan diadakan pada 25 – 26 Oktober 2010 mendatang. Pada sesi pertama akan diangkat topik “Standarisasi dan Interoperabilitas Asuransi dan Pembiayaan Kesehatan”. Pada sesi ini ada beberapa pembicara yang akan hadir. Salah satunya adalah Bapak Drs.David Darmin sebagai Kepala Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) RS Hasan Sadikin Bandung.

Sebagai Kepala SIRS, Bapak Drs. David Darmin dan timnya telah melakukan berbagai terobosan penggunaan teknologi informasi pendukung pelayanan rumah sakit. Sejak sepuluh tahun yang lalu RS Hasan Sadikin Bandung telah mengembangkan SIRS berbasis teknologi informasi secara in house. Sistem ini menghubungkan berbagai sub sistem informasi di dalam maupun di luar rumah sakit melalui sistem yang terintegrasi, seperti sistem admisi, laboratorium,dokumentasi keperawatan dan dokumentasi klinis. Terobosan lain yang dilakukan dan telah terbukti berhasil adalah pengintegrasian SIRS dengan sistem informasi PT. Askes untuk verifikasi kepesertaan dan proses klaim secara online. Sistem yang diimplementasikan sejak pertengahan tahun 2008 tersebut telah memberikan dampak nyata bagi pelayanan pasien Askes di RS Hasan Sadikin, antara lain waiting time pelayanan pasien Askes yang singkat dan mekanisme klaim yang cepat, akurat dan transparan.

Namun demikian, proses dibalik pengembangan sistem yang sudah berjalan ini membutuhkan usaha yang tidak mudah. Pada Konferensi FIKI 2010 mendatang, Bapak Drs. David Darmin akan memaparkan bagaimana SIRS RS Hasan Sadikin diintegrasikan dengan sistem informasi PT Askes, apa saja hambatan implementasi bridging system ini, serta bagaimana strategi pendekatannya berikut lesson learnt yang dapat diambil sebagai masukan dalam implementasi sistem serupa baik dengan PT. Askes maupun dengan institusi lain sebagai partner rumah sakit yang potensial.