JSI is currently seeking an outstanding Chief of Party (COP) in Indonesia for an upcoming portfolio of activities on the Country Health Information System and Data Use (CHISU) global cooperative agreement funded by the United States Agency for International Development (USAID). CHISU is a 5-year program designed to enhance host country capacity to produce high-quality health information, to optimally manage this information, and to institutionalize evidence-based decision-making.

More information and apply for the position: https://careers.jsi.com/JSIInternet/Careers/jobdescription.cfm?id=138468&intern=0

Saat ini sudah banyak tersedia aplikasi wellness berbasis mobile untuk berbagai keperluan. Berbagai aplikasi ini dapat diketagorikan menjadi a). Kesehatan umum (wellness) seperti monitoring intake kalori, manajemen stress, monitoring pola istirahat dan detak jantung yang terhubung dengan berbagai wearable devices, b). Telemedisin yang menghubungkan langsung dengan layanan kesehatan secara jarak jauh, dan c). Monitoring medis seperti kadar gula darah, reminder untuk minum obat, imunisasi dan kunjungan rutin. Sebagian dari aplikasi tersebut mencakup rekam medis elektronik pasien yang dapat diisi oleh tenaga kesehatan secara jarak jauh, maupun dapat dibagikan kepada tenaga kesehatan lain dalam rangka pelayanan medis.

Aplikasi wellness berkembang menjadi aplikasi Personal health records dimana tenaga kesehatan dan penggunanya dapat berkontribusi dalam monitoring kondisi kesehatan secara bersamaan. Terlebih lagi, pengguna/pasien dapat melakukan pemeriksaan kesehatan mandiri untuk monitoring kondisi kesehatannya seperti vital signs, pemeriksaan laboratorium tertentu dan kemungkinan self-screening penyakit tertentu (COVID-19, gangguan jiwa ringan, dll). Untuk meningkatkan efektifitas pencatatan data medis dari tenaga medis, keterhubungan dengan sistem informasi lain (seperti SIMPUS, SIMRS) perlu dilakukan. Dengan demikian, aplikasi wellness ataupun yang sudah mengarah pada personal health record dapat dioptimalkan juga untuk meningkatkan interaksi antara fasilitas kesehatan dan client/pasien-nya.

Beberapa pertanyaan muncul, antara lain:
Apa saja fitur wellness yang dapat dikelola secara mandiri oleh pengguna (pasien/client)
Apa yang memungkinkan dapat dipantau secara mandiri oleh pasien
Bagaimana menghubungkan aplikasi wellness dengan rekam medis pasien yang tersebar di beberapa fasilitas kesehatan?

Beberapa pertanyaan tersebut akan dipaparkan dalam sesi open House SIMKES ke-5 dengan narasumber:
1. Guardian Y. Sanjaya: Pengantar
2. Saiful : NusaCare: aplikasi wellness yang terhubung dengan fasilitas kesehatan

Dalam situasi Pandemi COVID-19, terdapat pembatasan mobilitas masyarakat terutama pada orang dengan resiko tinggi seperti lansia, penderita penyakit tidak menular, ibu hamil dan anak-anak (terutama bayi). Banyak institusi kesehatan mengembangkan layanan kesehatan jarak jauh untuk memfasilitasi kesinambungan pelayanan kesehatan pada populasi spesifik (penyakit kronis) sebagai bagian dari upaya kesehatan perorangan (UKP). Namun demikian, sedikit yang menerapkan layanan jarak jauh dalam konteks upaya kesehatan masyarakat (UKM).

Portable Health Clinic (PHC) merupakan inovasi yang dikembangkan untuk meningkatkan aksesibilitas layanan kesehatan di masyarakat dengan menyediakan layanan kesehatan dan pemeriksaan penunjang medis. Konsep portable health clinic sendiri sebenarnya dapat berupa layanan home care, layanan puskesmas keliling, atau layanan kesehatan lain berbasis masyarakat seperti Posyandu, dimana tenaga kesehatan yang dibekali dengan sumber daya kesehatan lain, datang ke lokasi layanan yang telah ditentukan. Terbatasnya tenaga medis (dokter) pada layanan seperti ini memerlukan pendekatan lain untuk konsultasi medis. Portable Health Clinic dilengkapi dengan fitur mobile apps yang terhubung dengan rekam medis pasien dan fitur telekonsultasi untuk memfasilitasi konsultasi langsung dengan dokter.

Penerapan PHC yang relatif baru di beberapa Puskesmas di Kulon Progo, Sleman dan Klaten menunjukkan adanya perbedaan strategi pemanfaatan PHC di level masyarakat. Beberapa pertanyaan muncul
Bagaimana bentuk PHC yang dikembangkan untuk mendukung kegiatan Puskesmas, terutama kegiatan UKM?
Bagaimana Puskesmas beradaptasi dengan konsep PHC tersebut dalam pelaksanaannya di lapangan?
Seberapa besar biaya yang perlu dialokasikan untuk menjalankan PHC di masyarakat?
Bagaimana fitur mobile Apps yang dikembangkan untuk memfasilitasi konsep PHC tersebut?

Beberapa pertanyaan tersebut akan didiskusikan dalam sesi Open House SIMKES ke-4 yang akan dibahas oleh:
1. Lutfan Lazuardi: Pengantar
2. Hanifah Wulandari: implementasi portable health clinic di level Puskesmas

Hallooo warga SIMKES FKKMK UGM !!!

 

Bagi mahasiswa aktif dan alumni, ayo meriahkan acara Temu Alumni SIMKES 2021 dengan mengikuti video kompetisi yang pemenangnya akan mendapatkan hadiah menarik. Video pemenang akan ditayangkan pada acara Temu Alumni SIMKES. Di akhir acara juga akan ditampilkan video kolaborasi menyanyikan lagu “Sampai Jumpa” dari Endank Soekamti.

 

Kompetisi Video

Deadline kompetisi video yaitu 11 Juni 2021 dengan ketentuan sebagai berikut:

Pilih satu tema yang disediakan:

  • Sebelum dan sesudah menjadi alumni SIMKES
  • Kegiatan selama menjadi mahasiswa
  • Kebersamaan antar mahasiswa
  • Kebersamaan antara mahasiswa, dosen dan tendik

Durasi video 2-5 menit

Peserta merupakan mahasiswa/alumni SIMKES

Perorangan/grup

Upload di IG/FB/Twitter dan tag akun sosmed SIMKES pada:

Instagram: @simkesugm

FB: simkes fk ugm

Twitter: @simkesugm

 

Video Kolaborasi

Untuk video kolaborasi, silahkan setiap mahasiswa / alumni SIMKES mengirimkan video menyanyikan lagu “Sampai Jumpa” dari Endank Soekamti untuk dikompilasi oleh panitia. Video kolaborasi dapat dikirimkan ke email simkes@ugm.ac.id maksimal tanggal 9 Juni 2021

 

Mari ramaikan Temu Alumni SIMKES yang akan dilaksanakan pada 12 Juni 2021.