Forum Informatika Kesehatan Indonesia (FIKI) 2010 merupakan ajang pertemuan praktisi, pemegang kebijakan, vendor, dan pemakai teknologi informasi dan komunikasi dari berbagai latar belakang dan institusi. Ajang ini bertujuan untuk memperkuat jejaring sistem informasi / informatika kesehatan dari semua level institusi.

FIKI 2010 akan segera digelar dalam waktu kurang dari tujuh minggu yaitu pada tanggal 21 – 26 Oktober 2010. Untuk pendaftaran Early Bird Registration sudah ditutup. Namun, pendaftaran Normal Registration masih dibuka. Info pendaftaran dan pendaftaran, silakan klik disini.

Kirimkan juga paper Anda sebelum tanggal 30 September 2010. Info lebih lanjut dapat dilihat disini. Atau informasi selengkapnya mengenai FIKI 2010 dapat dilihat di situs resmi FIKI 2010, www.fiki2010.org.

Bersama, Mari Sukseskan FIKI 2010…

HealthMapper, sebuah software pemetaan buatan WHO, kali ini disosialisasikan kepada para Kabid (Kepala Bidang) Kesga (Kesehatan Keluarga) di 38 Dinkes Kabupaten Kota di Jawa Timur. Ide utamanya adalah penggunaan software pemetaan yang gratis dan mampu mengelola data yang dimiliki oleh staf program dengan praktis tanpa entry ulang sehingga diharapkan tidak menambah beban kerja pelaporan yang saat ini sudah sangat banyak.

Acara yang diadakan oleh Dinkes Provinsi Jawa Timur ini diadakan hari Senin, 26 Juli 2010 yang lalu dan dibuka oleh dr. Herlin Ferliana selaku Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan di Dinkes Provinsi Jawa Timur. Pada kesempatan tersebut dr. Erna Mulati dari Subdit Anak Kemenkes RI sempat hadir dan menghimbau para Kabid yang hadir untuk lebih memerhatikan kualitas data.

Selain dr. Erna Mulati, hadir sebagai narasumber adalah dr. Aprisa Chrysantina dari SIMKES FK UGM sebagai salah satu penyusun modul pelatihan HealthMapper yang membagikan pentingnya SIG dalam kesehatan masyarakat, Moh. Sofyan dari Dinkes Kabupaten Bantul yang menceritakan pengalaman beliau yang sangat menarik dalam mengimplementasikan SIG terutama HealthMapper di Bantul, dan Ari Handoko dari WHO yang memberikan sekilas gambaran HealthMapper kepada para Kabid yang tampak sangat antusias dengan HealthMapper. Bahkan di akhir acara, para Kabid masih sempat berdiskusi dengan para narasumber.

Kegiatan sosialisasi HealthMapper ini direncanakan akan dilanjutkan dengan pelatihan HealthMapper kepada staf Kesga/KIA dan staf SIK dari 10 Dinkes Kabupaten/Kota terpilih pada tanggal 27 sampai dengan 30 Juli 2010. Sosialisasi tersebut akan menggunakan modul HealthMapper yang telah bersama-sama disusun oleh Subdit Bayi Kemenkes RI dengan Anis Fuad, DEA dari SIMKES FK UGM, Aprisa Chrysantina dari SIMKES FK UGM, dan Ari Handoko dari WHO Indonesia.

Dengan bergesernya arah sumber pembelajaran dan riset dari metode konvensional ke metode modern yang terdigitalisasi, Perpustakaan UGM menyelenggarakan sebuah seminar berjudul “E-Content Seminar : Digital Resources for Academic Research and Learning” di Academic Resource Center pada tanggal 15 Juli 2010. Seminar ini dihadiri oleh dosen, pustakawan, dan peneliti dari berbagai fakultas di UGM.

Pembicara yang diundang pada acara ini adalah Peter Cheung dari Elsevier, Lok Mei Kun dari i-Group, dan Saw Luan dari Springerlink. Ketiganya bergerak di bidang penerbitan dan distribusi buku dan jurnal online. Terdapat beberapa isyu menarik yang muncul, salah satunya adalah bahwa ternyata resistensi juga terjadi ketika para pustakawan diajak untuk bermigrasi ke dunia digital. Padahal saat ini sumber digital riset dan pembelajaran yang berupa buku maupun jurnal tersebut saat ini telah terhubung dengan jejaring sosial yang telah dimanfaatkan oleh sebagian besar dari peserta, salah satunya adalah Facebook.

Selain itu, perlu dipahami bahwa jika saat ini kita dapat dengan mudah menemukan dan mengunduh e-book secara gratis, Lok Mei Kun menyampaikan bahwa buku-buku tersebut kebanyakan adalah buku umum non ilmiah dan terkadang sudah sangat tua sehingga hak ciptanya sudah habis dan kurang tepat digunakan sebagai referensi ilmiah. Masih mengenai hak cipta atau copyright, harus diperhatikan juga bahwa terdapat perbedaan antara hak untuk menggunakan sumber-sumber tersebut secara online dengan hak untuk mencetak dan membuat salinan dari sumber-sumber tersebut.

Sistem Informasi Geografis (SIG) tidak hanya dapat digunakan untuk menyajikan distribusi penyakit maupun distribusi tenaga dan fasilitas kesehatan, namun juga dapat digunakan untuk menilai aksesibilitas masyarakat ke penyedia pelayanan kesehatan. Pendekatan geografis saat ini telah menjadi metode pendekatan pentung untuk pengambilan keputusan. Analisis data kesehatan yang kompleks secara statistik pun saat ini mudah dilakukan dengan banyaknya aplikasi pemetaan yang ada saat ini seperti EpiMap, SatScan, GeoDa dan HealthMapper. Teknologi yang semakin familiar seperti Google Map dan Google Earth, pemanfaatan SIG dalam penyajian informasi kesehatan menjadi lebih interaktif bagi pemegang kebijakan.

SIGKes Week

SIGKes Week (Minggu SIG Kesehatan, Health GIS Week) ini diadakan untuk menjawab tantangan pemanfaatan infrastruktur SIG melalui sumber daya manusia yang memadai di fasilitas kesehatan, pusat pendidikan maupun penelitian dan pemanfaatan SIG sebagai prediktor yang handal untuk pengendalian dan penanggulangan penyakit sampai menjadi dasar pengambilan keputusan.

SIGKes Week bertujuan memberikan wawasan yang luas bagi peserta yang meliputi berbagai aplikasi dan peralatan pendukungnya. Akan terdapat juga pameran poster SIG bidang kesehatan untuk memberikan gambaran pemanfaatan SIG di bidang kesehatan yang lebih nyata baik untuk perencanaan program, pengendalian penyakit, promosi kesehatan kepada para peserta. Selain itu, melalui workshop peserta memiliki peluang dalam pemanfaatan SIG beserta perangkat pendukungnya secara aktual dengan data nyata, terlebih jika peserta dapat membawa data kesehatan dari daerah tempat peserta bekerja.

SIGKes Week akan diadakan pada:

Hari, Tanggal : Rabu, 22 September 2010 – Sabtu, 25 September 2010

Tempat : Gedung Radiopoetro Fakultas Kedokteran UGM

Update mengenai informasi akan dapat diakses di web ini, Twitter SIMKES, maupun Facebook SIMKES. Anda juga dapat menghubungi :

Sekretariat SIGKes Week

Minat Utama Sistem Informasi dan Manajemen Kesehatan (SIMKES)
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Gedung IKM Lt. 3 Fakultas Kedokteran UGM
Jl. Farmako Sekip Utara
Yogyakarta
Telp : 0274-549432
Email : simkes@ugm.ac.id

Rekam medis elektronik (RME) bukan merupakan wacana baru lagi bagi pelayanan kesehatan terutama rumah sakit. Beberapa rumah sakit mengklaim telah mengimplementasikan RME secara menyuluruh, dan banyak lagi yang berkeinginan untuk memiliki aplikasi elektronik tetapi masih terbentur beberapa kendala baik secara organisasi, budaya kerja, teknis dan sumber daya. Workshop transisi menuju rekam medis terselenggara atas kerjasaman Sistem Informasi Manajemen Kesehatan (SIMKES) dan Magister Manajemen Rumahsakit (MMR). Workshop ini bertujuan untuk membantu peserta dalam mengeksplorasi kesiapan rumah sakit dan menganalisis strategi penggunaan rekam medis elektronik. Workshop dilaksanakan pada tanggal 10-12 Mei 2010 di ruang kuliah MMR Fakultas Kedokteran UGM. Workshop dihadiri oleh pengembang, praktisi dan manager rumah sakit dari berbagai daerah seperti RS Dr. Karyadi Semarang, RSUD Sanana Maluku Utara, RSUD Sorong Papua, RS Bethesda Yogyakarta, RSUD Sragen, RSIA Kusuma Semarang, Perwakilan RS KIA Aisyiah Klaten, RS Akademik UGM.

Dibuka oleh pengelola minat MMR dr. Adi Utarini, M.Sc., MPH., Ph.D agenda hari pertama memaparkan apa dan bagaimana rekam medis elektronik di rumah sakit. Topik ini disampaikan oleh Prof. Hari Kusnanto untuk memberikan gambaran kepada peserta terkait cakupan RME, tantangan dan strategi adopsi RME yang baik. Sesi berikutnya Anis Fuad, DEA mengajak peserta menganalisis sumber daya rumah sakit dan kesiapan rumah sakit masing-masing peserta dalam mengimplementasi RME. Sesi berikutnya oleh dr. Guardian Y. Sanjaya peserta disuguhkan dengan berbagai macam fitur-fitur penting yang ada di RME dan bagaimana tahapan adopsi sebaiknya dilakukan dengan mempertimbangkan aspek sumber daya, kebijakan dan ketersediaan perangkat lunak. Pada sesi yang sama Yusuf Affandi mendemonstrasikan salah satu aplikasi rekam kesehatan elektronik (EHR) yang merupakan aplikasi yang dikembangkan sendiri beserta fitur-fiturnya seperti administrasi, billing, dokumentasi keperawatan, pelaporan dan dashboard. Di hari pertama ini peserta dapat membuat 1) dokumentasi analisis kebutuhan rumah sakit dan 2) dokumentasi spesifikasi rekam medis yang akan diadopsi untuk rumahsakit masing-masing peserta.

Hari kedua Prof. Hari Kusnanto mendiskusikan sistem informasi klinis kaitannya dengan rekam medis elektronik. Harmi Prasetya mengajak peserta bagaimana membat alur kerja terkait sistem order di rumah sakit seperti order resep, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi. Konsep-konsep flow chart (alur diagram) dipaparkan kepada peserta sekaligus berlatih bagaimanan membuat alur diagram proses bisnis yang ada di rumah sakit secara spesifik dan detail dalam mendukung teknis pengembangan sebuah sistem. Secara teknis, peserta juga dipaparkan mengenai Electronic Data Interchange (EDI) dan pengintegrasian berbagai sub sistem di rumah sakit dengan teknologi web services oleh Suhartanto. Selanjutnya dr. Lutfan Lazuardi memperlihatkan beberapa fitur pendukung keputusan klinis dimana RME dapat dibuat dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Pelaporan dan dashboard sistem informasi rumah sakit juga menjadi penting bagi para pengambil keputusan.

Hari terakhir Adiharsa Winahyu, ST memperkenalkan peseerta dengan berbagai infrastruktur pendukung rekam medis elektronik. Pemilihan pemilihan perangkat keras yang tepat akan mempermudah proses adopsi dan adaptasi pengguna terhadap sistem yang baru. Anis Fuad, DEA melanjutkan dengan perlunya menilai investasi rekam medis elektronik dengan kebermanfaatan yang diperoleh dari penggunaan sistem tersebut. Perlu menilai cost-benefit baik untuk organisasai maupun pasien dan return of investment. Tentunya untuk meyakinkan pengambil keputusan, perlu didukung dengan bukti-bukti yang nyata akan manfaat RME. Tidak hanya hanya teknis, kesiapan rumah sakit dalam transisinya menuju RME juga harus ditinjau dari sisi organisasi. dr. Lutfan Lazuardi menekankan pentingnya aspek SDM, organisasi dan bagaimana strategi mempersiapkan. Pada akhirnya agenda kegiatan workshop disimpulkan oleh Anis Fuad DEA dan secara resmi ditutup oleh dr. Andreasta Meliala, DPH., MKes.