Saat ini sudah banyak tersedia aplikasi wellness berbasis mobile untuk berbagai keperluan. Berbagai aplikasi ini dapat diketagorikan menjadi a). Kesehatan umum (wellness) seperti monitoring intake kalori, manajemen stress, monitoring pola istirahat dan detak jantung yang terhubung dengan berbagai wearable devices, b). Telemedisin yang menghubungkan langsung dengan layanan kesehatan secara jarak jauh, dan c). Monitoring medis seperti kadar gula darah, reminder untuk minum obat, imunisasi dan kunjungan rutin. Sebagian dari aplikasi tersebut mencakup rekam medis elektronik pasien yang dapat diisi oleh tenaga kesehatan secara jarak jauh, maupun dapat dibagikan kepada tenaga kesehatan lain dalam rangka pelayanan medis.
Aplikasi wellness berkembang menjadi aplikasi Personal health records dimana tenaga kesehatan dan penggunanya dapat berkontribusi dalam monitoring kondisi kesehatan secara bersamaan. Terlebih lagi, pengguna/pasien dapat melakukan pemeriksaan kesehatan mandiri untuk monitoring kondisi kesehatannya seperti vital signs, pemeriksaan laboratorium tertentu dan kemungkinan self-screening penyakit tertentu (COVID-19, gangguan jiwa ringan, dll). Untuk meningkatkan efektifitas pencatatan data medis dari tenaga medis, keterhubungan dengan sistem informasi lain (seperti SIMPUS, SIMRS) perlu dilakukan. Dengan demikian, aplikasi wellness ataupun yang sudah mengarah pada personal health record dapat dioptimalkan juga untuk meningkatkan interaksi antara fasilitas kesehatan dan client/pasien-nya.
Beberapa pertanyaan muncul, antara lain:
Apa saja fitur wellness yang dapat dikelola secara mandiri oleh pengguna (pasien/client)
Apa yang memungkinkan dapat dipantau secara mandiri oleh pasien
Bagaimana menghubungkan aplikasi wellness dengan rekam medis pasien yang tersebar di beberapa fasilitas kesehatan?
Beberapa pertanyaan tersebut akan dipaparkan dalam sesi open House SIMKES ke-5 dengan narasumber:
1. Guardian Y. Sanjaya: Pengantar
2. Saiful : NusaCare: aplikasi wellness yang terhubung dengan fasilitas kesehatan