Site Visit Castle Street Hospital for Women, Colombo, Sri Lanka
Castle Hospital for Women merupakan rumah sakit tersier khusus ibu dan anak milik pemerintah yang terbesar di Sri Lanka. Rumah sakit ini memiliki 459 bed, 1.000an staff dan kurang lebih 31.800 kunjungan per tahun, termasuk 12.200 ibu melahirkan di rumah sakit ini. Beberapa pelayanan lain yang disediakan antara lain pelayanan rawat jalan, 4 ruang operasi, NICU, ICU dan pusat laktasi. Merupakan rumah sakit pertama yang menginisiasi konep quality dari Jepang (KAIZEN). Sebagai rumah sakit pendidikan, menyediakan berbagai pelatihan terkait kesehatan ibu dan anak seperti manajemen laktasi, ENCC dan juga memfasilitasi pendidikan kedokteran dan kesehatan.
Sistem palayanan kesehatan di rumah sakit Sri Lanka sebagian besar dikelola oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi. Pelayanan kesehatan di rumah sakit Sri Lanka gratis untuk semua penduduknya. Semua pembiayaan pelayanan kesehatan didukung oleh pemerintah bersumber pajak. Tenaga kesehatan dibayar tetap berdasarkan kategori atau level ketenagaan. Umumnya, benar-benar membedakan tenaga structural dan tenaga fungsional dalam pelayanan kesehatan, dimana tidak ada perbedaan pendapatan yang besar diantaranya karena system penggajian yang tetap. Hal ini juga dipengaruhi oleh system pendidikan kedokteran di Sri Lanka mengacu pada perserikatan Negara commonwealth, dimana sejak tahun ke-3, mahasiswa sudah diarahan untuk menjadi spesialis (tenaga fungsional) atau tenaga structural, termasuk tenaga medical informatics. Sistem Kesehatan yang diatur sedemikian rupa mempengaruhi bagaimana sistem informasi manajemen rumah sakit diterapkan di Sri Lanka.
Dapat dilihat pada gambar, Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Pemerintah disediakan secara terpusat oleh Kementrian Kesehatan menggunakan system open source. Sistem ini diterapkan pada tahun 2016 dengan modifikasi ringan. Investasi rumah sakit hanya dalam bentuk infrastruktur dan pelatihan tenaga kesehatan. Prinsip utama dari pengembangan SIMRS adalah memberikan nilai tambah bagi pelayanan klinis di rumah sakit. Beberapa fungsi yang sudah digunakan antara lain:
- PACS system menggunakan Oviyam System versi 2.x yang sudah memberikan beberapa manfaat bagi rumah sakit seperti pelayanan radiologi rata-rata hanya menjadi 7 menit, yang sebelumnya sampai 45 menit; memungkinkan penilaian gamaran radiologi secara serial, tidak membutuhkan film, dan cost saving
- Integrasi dengan EIMR (system informasi terpusat di Kementrian Kesehatan) dalam bentuk discharge summary menggunakan pendekatan pertukaran data elektronik.
- Memiliki fungsi validasi diagnosis
- Memiliki fungsi spesifik untuk imunisasi dan tumbuh kembang anak.
- Menggunakan nomor khusus kesehatan (personal health number) dan master patient index untuk tracking pasien dan pertukaran data elektronik.
Beberapa yang masih dikembangkan antara lain LIS, mobile apps, eLearning platform yang terintegrasi dengan EMR dan inventory management systems.
Pengelolaan SIMRS dilakukan oleh unit khusus Sistem Informasi Rumah Sakit yang dikepalai oleh seorang Medical Informatics. Penggunaan SIMRS dimulai dari pengembangan kapasitas Unit SIMRS (dengan 4 orang staff), pendidikan khusus medical informatics di Unversitas Colombo, pelatihan bagi tenaga kesehatan secara berkala dan berkesinambungan sesuai dengan perannya dalam menggunakan SIMRS. Unit SIMRS bertanggung jawab terhadap pemeliharaan system dan perawatan infrastruktur. Selain itu Unit ini mengmbangkan website dengan konten pendidikan, standar pelayanan (SOP) yang dapat diakses oleh staf dan pihak lain dalam rangka pelatihan yang berkelanjutan.
Apa yang dapat dipelajari dari penerapan SIMRS di Sri Lanka? Setidaknya ada 3 pembelajaran penting dari penerapan SIMRS. Pertama, bahwa pemerintah melalui Kementrian Kesehatan Sri Lanka sangat serius dalam investasi pengembangan system informasi rumah sakit untuk semua rumah sakit pemerintah. Biaya dapat ditekan juga dengan menguasai aplikasi Open Source dan mengembangkan secara mandiri secara berkesinambungan. Rumah Sakit tidak dibebani dengan biaya software, tetapi tetap harus memiliki sumber daya pendukung lainnya seperti infrastruktur dan SDM untuk memfasilitasi pelatihan, pendampingan dan juga modifikasi sederhana. Kedua, tersedianya tenaga medical informatics penuh waktu memberikan dampak terhadap proses implementasi yang sistematis, memiliki arah yang jelas dan berkoordinasi secara internal dan eksternal (dengan tim TI Kementrian Kesehatan) dalam rangka pelaksanaan SIMRS. Sistem Kesehatan dan pendidikan kedokteran di Sri Lanka sangat mendukung tersedianya tenaga medical informatics ini. Ketiga, SIMRS yang dikembangkan selalu berorientasi pada pelayanan klinis seperti penerapan PACS, pertukaran data elektronik, monitoring imunisasi dan tumbuh kembang anak dan clinical decision support systems. Analisis data untuk kepentingan manajemen rumah sakit, perencanaan dan manajemen kualitas pelayanan medis.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!